...StairWay....

Sunday, March 7, 2010

why you have to get married in hurry??



my autie said " The Bell is ringing sweetheart, its time for you to find your lifemate not just a boyfriend"tanteku ini sudah terobsesi untuk menikahkan anaknya. aku emang ga terlalu deket sama tanteku ini, karna dari keluarga kakekku tu jarang kumpul tapi kebetulan aja by the situation akhirnya kenal. and sometimes we chit chat.

"wanita itu ada batas umur untuk menikah sedang pria itu enggak!" begitu lanjutnya setelah aku bilang tentang kebelumterpikiranku mengenai pernikahan (fyuh,, naif). aku memang pernah sih punya angan tentang pernikahan. tapi semakin lama aku merasa yakin bahwa pernikahan itu sesuatu yang harus aku persiapkan matang dalam segala aspek. terutama kematangan dan kemapanan diri. dan jujur sejak kenal sama si pumpkins itu aku tidak pernah merasa umur itu suatu parameter untuk "terburu-buru memutuskan untuk menikah". Banyak aspek yang harus dipikirkan.

Lately banyak berita tentang pernikahan di enviromentku. Hampir semua sahabat terdekatku sudah membicarakan pernikahan. Dan banyak background story behind it.



Mereka adalah dua orang yang berbeda keyakinan, dan umurnya masih setara aku. tapi kenapa saat mereka membicarakan pernikahan dan sharing kebahagiaan itu ke aku , aku sangat mendukung mereka??? Jawabannya adalah karena mereka tidak hanya memutuskan menikah secara emosional. Mungkin umur mereka masih muda, tapi persiapan mereka sudah matang. masalah keyakinan sudah dapat dibicarakan dengan baik dan sudah mendapat jalan keluar, mereka berdua sama-sama aparat pemerintah, bekerja bahkan memiliki jabatan yang menunjukkan segi kemapanan diri sudah dapat dilihat di kedua belah pihak. si priapun sudah memiliki rumah pribadi yang dibeli dari hasil keringatnya sendiri. Maka keputusan merekapun aku anggap rasional dan karna itu im fully supporting them. happy to hear about the proposal and waiting for the wedding`s plan.

Mereka adalah pasangan dengan beda umur dimana si pria lebih muda, sedang si wanita berasal dari keluarga sepertiku. keluarga yang masih sangat menjunjung tinggi bibit, bebet, bobot ( haduhhhh beratt!!). Tentu saja hubungan ini mendapat pertentangan keras dari orang tua si wanita. Dengan dalih mencari pasangan itu jangan cuma terlibat perasaan saja, tapi untuk kedepannya harus bisa dipertimbangkan secara rasional. aku sih sudah berusaha membantu wanita ini dengan berusaha bicara dengan sang mama, aku cuma bilang " kalau memang si pria muda itu memiliki apa yang tante harapkan dari seorang menantu, baik dan sholeh, gmn?" rupanya sang mama yang mulai mengerti arah pembicaraanku langsung bilang " ya semua itu kan harus dipikirkan secara rasional. jangan hanya kebawa perasaan!" haduh,, kayaknya ini omongan wajib setiap ibu ga sih?? atau cuma para ibu-ibu yang punya cara berpikir yang sama seperti keluargaku? haduh haduh. "Rasionalitas bisa diusahakan kok , tapi kalau menikah tanpa kenyamanan dan cinta.... what will marriage life gonna be??" begitu kataku tapi tetaplah ada aja cara si mama ini mematahkan argumenku. and a question left "bukankah kebahagian anak itu yang utama ya?" huff tapi kalo aku menyampaikan pasti mereka ada aja jawabannya. Tapi dari pembicaraanku dan si mama ini aku berusaha memahami dari sisi mereka. Mereka orang tua tidak akan melepaskan anak mereka kepada orang sembarangan. Mereka harus memastikan bahwa orang yang akan meminang anaknya adalah orang yang bisa mereka andalkan untuk menjaga anaknya kelak. itulah kenapa banyak sekali pertimbangan yang mereka punya.

And the last case is....
temanku yang berusaha memenangkan hati mantan kekasihnya setelah sempat mengecewakan si mantan itu. Dalam usahanya dia ga cuma jalan ditempat. dia berusaha mati-matian, tidak memutuskan komunikasi sampai datang secara pribadi untuk meminta maaf kepada si mantan dan keluarganya. Dan dengan tiba-tiba si keluarga mantan itu mengajukan syarat yang menurutku agak berat dan grusah-grusuh.
1. harus menikah tahun ini atau taun depan , KARENA umur si pria sudah kepala 3 dan di keluarganya tidak ada yang menikah diatas 30 *melotot pas denger berita ini*
2. tinggal bersama keluarga si pria setelah menikah *whatthefaaakkkk*
3. Langsung pengen punya anak (((haizzzzz))
FOR YOUR ILUSTRATION ya... si pria tinggal ditanah sunda, sedang si wanita itu masih sekolah dan di jogja ini tinggal dia dan ibu nya karna kakaknya bekerja diluar kota. can u imagine that??

Menikah untuk alasan SUDAH UMUR KEPALA 3?? tanpa memikirkan si wanita masih sekolah, dan seperti-sedikit-mendesak untuk menikah hanya karna keeping the pride. ya ampyun dah. apa tidak terpikir sama sekali sama keluarga mereka, bahwa ibu dari temanku ini mati-matian bekerja untuk berjuang menyekolahkan anaknya, so why dont they give my friend time for at least finishing her study. hufft. dan kenapa harus umur sih dijadikan alasan. cuma karna perhitungan kalo menikah umur 30 paling ga pas anaknya umur 17 dianya masih umur 47 dan masih bisa menyekolahkan mereka?? Dear GOD give me sign. kenapa aku merasa perkiraan ini terlalu berani. gimana mau prepare for their children`s life kalau sekarang aja penghasilan si pria tidak seberapa? hidup mereka aftermarriage gimana? rasional ga sih alasan mereka ini. ya kalo sama ALLAH langsung dikasih kepercayaan dikasih anak? kalo masih dianggap ga mampu gimana?
Dan meninggalkan ibu nya sendiri di jogja?? seorang diri?? semoga ENGKAU ya ALLAH memberikan petunjuk yang paling benar dan baik untuk sahabatku. AMIEN AMIEN.


apapun alasan orang untuk menikah.. itu hak setiap orang...
aku sangat menghargai dan turut serta berbahagia untuk mereka .



but why you have to get married in hurry??
r u happy?

15 comments:

Ananta Diary said...

Mba irnaaaa..

Akhirnya aq baca blogmu.. Hehehe..

For the truth, memang sih kadang2 aq udh mikir buat nikah, tapi peristiwa 2hari ini bikin aq sadar kalau aq belum siap..
Haha, I am sure you know the reason.. ;)

Nice post, ini membuka mata kita semua kalau hidup kita adalah hak kita, termasuk kapan kita memutuskan untuk menikah..
Ga ada satupun orang yg bisa memaksa kita.

When you're ready, so that is the time.. :)

-NonaIrNa- said...

good girl,
nanan,, find the best for yourself.
jangan tergantung siapapun dan apapun untuk memutuskan big decision.

semoga kamu beruntung ya nan,,,
semoga semuanya berjalan lancar dan baik-baik saja.

when the time is come..
we will know it :)

Life a la Mer said...

Don't do anything just because other people are doing it! You know yourself best, don't let other people's expectations define you and decide your life path for you. Most of all, don't get married for the wrong reasons (such as all my friends are getting married, my parents say I have to...). Marriage is sacred; once you have decided to walk the path you have to stick with it. And it is not going to be a good journey for all party involved if you do it for the wrong reasons.

-NonaIrNa- said...

stuju mbok,..
itu juga pemikiran gwa..
gwa heran aja sama orang-orang yang bisa decide married keburu2...
huff..
but i always wish all the best for them...
thank you for sharing mbok , miss u

Anonymous said...

memang betul semua tentang pernikahan itu kita yg berhak memutuskan tapi jangan terus jadi pemuja cinta....pikir baek2 dl, pertimbangan ortu jg perlu didenger krn mereka pasti ingin yg terbaek utk anaknya n dicari jalan tengahnya...krn menikah adalah sekali seumur hidup...dan pernikahan adalah menyatukan 2 keluarga tidak hy 2 hati....

Seraphina "Maylee" Meiliana said...

Tapi kalo menurut gw.. yang namanya married itu gak bisa diliat dari segi harta, cinta, ataupun perasaan deh... Kayaknya lebih ke panggilan nurani, hahaha... aduh bahasa gw...
Maksudnya gini, di saat orang lagi "butuh" alias merasa udah siap utk berkeluarga, biasanya pikirannya dah bikin magnet sendiri bahwa "gw mencari calon istri/suami", dan entah kenapa magnet feeling itu menarik magnet orang2 yang memiliki feeling yang sama, dan akhirnya mereka ketemu, ngobrol2, cocok, langsung deh married.. tanpa pikir panjang... sometimes it happens.

omen said...

hahahhahaa...before i met him, i'd never thought i would want to tie the knot at this age sis...but i have always had simple hope since i was a kid...i just need one man..i don't need that bloody dramas of breaking and hooking up with guys. and He granted my wish. and i hope you'd find one too...

^eruma^ said...

Mbaaa itu Auntienya siapa? jangan" mamaku yak? ckckckc.. maapkan ya Mba hihihi... btw saya setuju.. menikah itu adalah pilihan :D dan tidak menikah juga pilihan :D

-NonaIrNa- said...

@jatu : iya mbak.. feeling orang tua emang tajem, tapi ini pertimbangan di keluarga ku itu bukan masalah orang itu baik apa enggak mbak tapi panjang dan banyak... ha ha ha ha.. pokoknya repot :P tapi over all aku stuju kok sama pendapat mbak :P

@NENEK : duh nek,, seandainya kluarga besar gwa bisa lebih memahami jalan pikir lo.. hihihihi... saayangnya ga sesimple itu. hihihihihi...

@OMEN: thank you sweetheart. smoga lo selalu bahagia ya.. im so happy for u :)

@ ERUMA : Bukan dekk,, hahahah tapi kamu juga kenal.. hihihihihi.. nanti dibahas via ym aja yak :P
btw dek.. memilih tidak menikah juga option.. but dont u ever choose that darling :P

Santi Zaidan said...

Haiiii Irnaaa.. :)
seneng baca tulisanmu.. baguuusss..
anw, sempet sedikit lebih panik juga dengan banyak2nya mahluk disekitar yang finally memutuskan untuk menikah. but somehow, i also really understand everything, every single step in life needs time. and it wud b different for one and the other. Mine is probably not come too soon, and i hope not too late haha

-NonaIrNa- said...

cikkkk...
makasih sudah ninggalinnn footprint di blog ku... follow dong cikk blog ku :P hihihi

hmm,,, iya cik...
cewe kalo udah twentysomething kok rasanya married thing jadi REALLY MATTER banget.. hahahahaha.. masyaallohhh :P

but yess..
i hope the same way like you do
not too soon but not also too late :)

Santi Zaidan said...

iyoo kok ada folow2an itu pagimaneh si.. aku nggak ngerti fungsinya. hehehe maap :P
Aku cuma ngerti kalo yang pasang favorit blog itu lho.

Btw header di blogmu keren, Na.. potonya bagus, tulisannya bisa kedip kedip pula. canggih euy!

Anonymous said...

dear irna...

kalo' sempat chat lagi dengan "tantemu", tolong sampaikan,..

(dengan segala hormat,..)

biarin aja bellnya krang kring krang kring ;)
toh itu cuma bell, ada masalah???

toh si anak juga sedang mencari "soulmate"nya..

dia juga sedang berjuang meraih impiannya..

yakinlah anaknya bukan lagi anak kecil yang bisanya cuma merengek kalo' keinginannya gak dituruti..

dia cukup dewasa dan berhak untuk memilih jalan hidupnya lengkap dengan sgala resiko terburuk yang mungkin terjadi..

dan dia tetaplah seorang anak yang sampai kapanpun akan sujud di bawah telapak kakinya..

tq

^eruma^ said...

Mba...

-NonaIrNa- said...

@ santi zaidan : aduh jelasinnya repot :P

@ adek : smoga smua dilancarkan ya sis :)

@ eruma : opo dek